Apa itu Green House?
Secara
umum green house dapat didefinisikan
sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi
kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal.
Manipulasi
lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan
yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
v 1
Ekses radiasi sinar matahari seperti
sinar ultra violet dan sinar infra merah.
v
2 Suhu udara dan kelembaban yang tidak
sesuai.
v
3 Kekurangan dan kelebihan curah
hujan.
v 4 Gangguan hama dan penyakit.
v
5 Tiupan angin yang terlalu kuat
sehingga dapat merobohkan tanaman.
v
6 Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan
kontaminasi penyerbukan.
v 7 Ekses polutan akibat polusi udara.
Sementara
kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
v
1 Kondisi cuaca yang mendukung rentang
waktu tanam lebih panjang.
v 2 Mikroklimat seperti suhu, kelembaban
dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman.
v 3 Suplai air dan pupuk dapat dilakukan
secara berkala dan terukur.
v 4 Sanitasi lingkungan sehingga tidak
kondusif bagi hama dan penyakit.
v 5 Kondisi nyaman bagi terlaksananya
aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
v
6 Bersih dari ekses lingkungan seperti
polutan dan minimnya residu pestisida
v
7 Hilangnya gangguan fisik baik oleh
angin maupun hewan.
Manfaat
apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pengaturan
jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada
keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi
akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika
musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk
pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan
air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian pula
pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian
tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok,
sehingga kerugian segera tiba.
2. Meningkatkan
hasil produksi
Pada
luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih
tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house
kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman.
Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian
dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini
dikenal sebagai hidroponik. Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata
menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan
terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat
dengan segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan
kualitas produksi
Ekses
radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu,
polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan
kebersihan hasil produksi. Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan
pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan
berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen
diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.
4. Meminimalisasi
pestisida
Green
house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal
bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada
dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak
dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun. Pada beberapa green house bagian
pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang
kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang
terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan
pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan
performance
Saat
ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan
cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan
kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin
dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
6. Sarana
agrowisata
Green
house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman
bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis
tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada
yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan
suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini
banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.
KONSEP UNTUK GREEN HOUSE
Green house merupakan tempat atau sebuah bangunan dimana tanaman di
budidayakan. Pada sebuah rumah kaca, atap terbuat dari plastik. Agar tanaman
yang berada di dalamnya dapat menyerap sinar matahari, aliran udara pada
jendela dan pintu akan mempengarui suhu yang ada di dalam ruangan green house.
Jadi, ketika siang hari, alangkah baiknya jika jendela pada green house dibuka,
agar suhu dapat stabil. Karena pada siang hari suhu dalam green house
sangat panas.
Budidaya
tanaman di dalam green house memiliki keunggulan berupa lingkungan mikro yang
lebih terkontrol dan keseragaman hasil produksi pada tiap tanaman.
Rancangan green house berpengaruh besar terhadap lingkungan mikro di dalamnya. Salah
satu parameter lingkungan mikro tanaman adalah suhu. Suhu yang tinggi
dapat mempercepat evapotranspirasi tanaman yang akan mempercepat kehilangan air
dan energi. Salah satu cara untuk mengendalikan lingkungan mikro tanaman di
dalam greenhouse khususnya suhu adalah dengan ventilasi alamiah. Keuntungan
pemakaian ventilasi alamiah adalah biaya yang relatif murah dan tidak
diperlukan perawatan. Kerugian yang perlu diperhatikan pada penggunaan cara ini
adalah ketergantungan lingkungan mikro pada alam yang sulit dikendalikan.
Penempatan dan luas bukaan ventilasi sangat menentukan pergerakan udara di dalam
greenhouse yang akan membantu penurunan suhu. Letak ventilasi dan bentuk
greenhouse akan mempengaruhi pergerakan udara di dalamnya. Pergerakan udara
tersebut dimanfaatkan untuk memindahkan udara panas dari dalam greenhouse.
Semakin banyak udara panas yang dikeluarkan akan membantu menurunkan suhu
udara.
Green
house memiliki fungsi pertama menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak
tanaman. Karena air hujan dapat menyebabkan tumbuhan tersebut rusak atau mati.
Karena suhu diluar ruangan yang berbeda-beda. Kedua, Menghindarkan lahan dari
kondisi yang becek, jika lahan becek, maka struktur tanah akan berubah yang
dapat menyebabkan pertumbuhan suatu tumbuhan dapat terganggu. Ketiga, Mencegah
masuknya air hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat mengencerkan larutan
hara). Keempat, Mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun
tidak terbakar pada saat terik. Ada dua fungsi atap plastik pada green house,
pertama, menghindari panas terik, dan ketika matahari menyentuh atap green
house maka panas akan diserap dan akan dihasilkan pencahayaan yang di butuhkan
oleh tumbuhan yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, green house biologi juga
sudah memenuhi kriteria. Hanya saja atap green house yang kurang bening
sehingga kurang maksimal untuk menerima cahaya.
Kelima,
Mengurangi tingkat serangan OPT. OPT sendiri merupakan organisme pengganggu
tanaman seperti kutu dan lain-lain. Dan terakhir, Fotosintesis dapat
berlangsung secara sempurna. Jadi, kualitas atap pada green house berpengaruh
pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang ada di dalam green
house tersebut.
Faktor
lingkungan fisik tanaman pada green house antara lain adalah cahaya, suhu
udara, kelembaban relatif (RH) udara, kadar CO2 dalam udara, kecepatan angin,
polutan dan lingkungan akar. Cahaya yang paling penting bagi tanaman merupakan
cahaya tampak yang mempunyai panjang gelombang 390 – 700 nm. Aspek penting dari
cahaya adalah intensitas, durasi, dan distribusi spektral cahaya. Suhu udara di
sekitar tanaman dipengaruhi oleh radiasi matahari, pindah panas konveksi, laju
evaporasi, intensitas cahaya, kecepatan dan arah angin serta suhu lingkungan
secara umum. Perubahan suhu udara akan berpengaruh pada proses fisiologi dalam
tanaman. Secara praktik, bagi tanaman dalam greenhouse disarankan perbedaan
suhu antara siang dan malam berkisar antara 5 – 10 derajat. Aspek penting dalam
pergerakan udara dalam budidaya tanaman adalah kecepatannya, bukan arahnya.
Angin berpengaruh pada laju transpirasi, laju evaporasi, serta ketersediaan CO2
dalam udara. Menurut ASAE (American Society of Agricultural Engineering)
menyatakan kecepatan udara melewati tanaman sebaiknya tidak lebih dari 1,0 m/s.
Jadi,
suhu berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman yang ada dalam green house, untuk
menyeimbangkan suhu yang terdapat pada green house kita, kita harus jeli
mengatur suhu. sebagai contoh, ketika siang hari yang amat panas, suhu pada
green house akan tinggi, maka untuk menguranginya, dibuka jendela atau
fentilasi yang ada pada green house agar suhu dalam ruangan stabil. Dan ketika
malam hari, maka fentilasi harus ditutup, karena suhu pada malam hari sangat
dingin. Untuk merawat green house, kita harus telaten dan penuh kesabaran,
karena kita harus mengecek keadaan dari green house setiap saat. Green house
juga mengajarkan kepada kita untuk selalu menyayangi tumbuhan.
Lingkungan dan
bangunan pertanian
Elemen
lingkungan yang memengaruhi produktivitas tanaman adalah temperatur, kelembapan relatif, intensitas cahaya, angin, polutan, konsentrasi CO2, serta pH, kadar nutrisi, dan kadar air media tanam. Media
tanam yang digunakan bervariasi, ditentukan oleh praktik menanam yang
digunakan. Penanaman dengan cara hidroponik tentu saja memerlukan penanganan
pH, nutrisi, dan kadar air media tanam yang berbeda jika dibandingkan dengan
menggunakan media tanah, sehingga penanganan lingkungan mikro
akan sedikit berbeda. Penanganan faktor lingkungan dalam rumah kaca juga
berbeda jika dibandingkan dengan penanganan lingkungan mikro tanaman dalam
ruangan terbuka, mengingat bahwa dalam rumah kaca intensitas panas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan struktur bangunan.
Cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling
penting bagi tanaman karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis tanaman. Cahaya yang paling penting bagi
tanaman adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang gelombang antara 390-700 nm.
Mengendalikan
intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan hal yang sulit. Rekayasa
lingkungan untuk
mendapatkan kondisi cahaya yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem
perlampuan. Hal ini umum dilakukan jika intensitas cahaya alami yang tersedia
kurang atau tidak ada. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua tanaman
pertanian menyukai intensitas cahaya tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh
subur dengan naungan, atau tanaman pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu
(misal pohon teh untuk membuat teh putih atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis).
Selain
intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang penting.
Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga atau
menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak; misalnya, anggrek cattleya tidak akan berbunga jika lamanya penyinaran melebihi 15 jam sehari, bit gula tidak akan menghasilkan gula yang banyak jika tidak mendapatkan cahaya
lebih dari 8 jam sehari, dan tomat tidak dipengaruhi lamanya penyinaran.
Fenomena ini disebut fotoperiodisme.
Temperatur
Temperatur merupakan salah satu parameter lingkungan
yang sangat penting bagi tumbuhan. Temperatur di sekitar tanaman, baik
temperatur udara, air, ataupun tanah, dipengaruhi oleh banyak hal seperti
durasi dan intensitas radiasi matahari, laju pindah panas, laju transpirasi dan evaporasi, dan aktivitas biologis di sekitar tanaman. Mudah mengukur temperatur
udara di sekitar tanaman, namun sulit mengukur temperatur tanaman itu sendiri.
Biasanya temperatur daun digunakan sebagai data yang mewakili
karena permukaan daun yang luas serta kegunaan daun sebagai organ transpirasi menjadikannya tolok ukur pengukuran temperatur
tanaman. Selain itu, temperatur tanah juga digunakan untuk mengukur temperatur
organ perakaran tanaman.
Hubungan
antara temperatur udara dan pertumbuhan tanaman sangat kompleks, namun pada umumnya memengaruhi
kinerja enzim tanaman dan aktivitas air. Tanaman, selayaknya makhluk hidup lain di bumi ini, kehidupannnya dikendalikan oleh aktivitas enzim di dalam maupun di luar sel. Jika temperatur terlalu dingin, sel tidak
akan aktif dan cenderung dorman, sedangkan ketika temperatur terlalu tinggi,
enzim perlahan-lahan akan mengalami pengurangan aktivitas hingga akhirnya mati.
Jika tidak ada aktivitas enzim, kehidupan tidak akan berlangsung dengan baik.
Selain itu, temperatur yang tinggi juga akan menyebabkan laju transpirasi
meningkat melebihi penyerapan air oleh akar sehingga sel tanaman akan mengering
dan mati.
Temperatur
bersama-sama dengan kelembapan udara adalah yang paling memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kelembapan udara relatif
Kelembapan udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio
antara tekanan uap
air aktual pada
temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut.
Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang
terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal
yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.
Dalam
konteks budidaya tanaman, kelembapan udara dipengaruhi dan memengaruhi
laju transpirasi tanaman. Tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju
penyerapan air oleh akar hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi
melampaui laju penyerapan dan terjadi secara terus menerus akan menyebabkan
tanaman mengering.
Kelembapan
udara, bersama dengan temperatur paling banyak memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kadar karbon dioksida di udara
Karbon dioksida adalah gas yang diperlukan oleh tanaman sebagai bahan dasar berlangsungnya
fotosintesis. Tanpa Karbon dioksida, tanaman tidak akan menghasilkan hasil
pertanian karena karbon dioksida bersama air dan cahaya matahari merupakan
bahan dasar proses pembentukan hasil-hasil pertanian melalui fotosintesis
tanaman.
Kecepatan angin
Yang
dimaksud dengan kecepatan angin dalam hal ini adalah besarannya dan tidak
bergantung pada arah. Angin memengaruhi laju transpirasi, laju evaporasi, dan
ketersediaan karbon dioksida di udara. Tanaman akan mengalami kemudahan dalam
mengambil karbon dioksida di udara pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25
m/s. American Society of Agricultural
Engineering
merekomendasikan kecepatan angin dalam budidaya tanaman tidak melebihi 1 m/s.
Pengendalian kecepatan angin dapat dilakukan jika budidaya dilakukan dalam
greenhouse dengan ventilasi yang tidak terlalu terbuka serta dinding
yang kedap udara.
Polutan
Polutan adalah segala sesuatu yang mencemari
lingkungan. Polutan yang
memengaruhi pertumbuhan tanaman dapat berupa polutan udara, tanah, maupun air
ketika dilakukan irigasi. Kerusakan tanaman dapat terjadi ketika
udara di sekitar tanaman mengandung amonia dalam kadar 8-40 ppm atau SO2 sebesar 1 ppm. Merkuri, baik dalam bentuk uap, polutan air, maupun dalam tanah, dapat menyebabkan
akumulasi merkuri pada hasil pertanian. Keberadaan gas etilena dapat mencegah terbentuknya kuncup bunga.
Jenis dan bangunan pertanian
Sebagai
alat produksi, bangunan pertanian digunakan dalam kegiatan-kegiatan atau proses
produksi pertanian baik pra maupun pasca panen. Berdasarkan fungsinya, maka bangunan
pertanian dapat dikelompokkan dalam berbagai macam atau jenis bangunan sebagai
berikut:
Bangunan untuk produksi tanaman
Bangunan
untuk produksi tanaman umum disebut greenhouse atau rumah kaca atau rumah tanaman; istilah terakhir muncul sejak
pembangunan greenhouse tidak lagi menggunakan kaca, tetapi juga plastik dan fiberglass dengan alasan teknis maupun ekonomi. Rumah kaca
umumnya dibangun di wilayah subtropis dan wilayah dengan empat musim. Bangunan ini dperlukan agar kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan ketika temperatur cuaca mematikan
bagi tanaman pertanian. Dengan rumah kaca, tanaman yang di dalamnya terlindungi
dari temperatur lingkungan serta mendapatkan temperatur yang cukup untuk
pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan cahaya matahari masih dapat menembus atap
dan dinding rumah kaca, sedangkan panas yang dihasilkan dari elemen-elemen di
dalam rumah kaca sulit keluar dan terperangkap di dalam sehingga temperatur di
dalam rumah kaca menumpuk dan mengimbangi temperatur dingin di luar sehingga
memungkinkan bagi tanaman untuk hidup.
Tetapi,
efek rumah
kaca tidak dapat
diterapkan di wilayah tropis karena temperatur yang meningkat akan
mematikan tanaman yang didalamnya, mengingat bahwa temperatur lingkungan di
wilayah tropis sudah cukup untuk pertumbuhan tanaman. Greenhouse yang dibangun
di wilayah tropis umumnya tidak melindungi tanaman dari temperatur udara luar.
Hal ini karena konstruksi tembok yang tidak kedap udara dan atap yang berventilasi, memungkinkan udara panas naik dan keluar dari
greenhouse. Namun greenhouse ini dapat melindungi tanaman dari hujan dan serangan hama.
Bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian
Penyimpanan bahan hasil pertanian telah dilakukan oleh manusia sejak 8000 tahun sebelum
masehi pada saat manusia mulai menanam, sedangkan penyimpanan bahan pangan
sudah dimulai sejak manusia melakukan budaya berburu dan mengumpulkan makanan untuk mencegah kelaparan ketika musim yang tidak diinginkan datang. Produk
hasil pertanian secara luas, baik berupa hasil pertanian, perikanan, peternakan, maupun kehutanan memerlukan fasilitas penyimpanan sebelum diproses
atau sebelum dipasarkan. Tujuan penyimpanan secara fisik adalah untuk
mempertahankan mutu dan mencegah kerusakan produk. Penyimpanan diperlukan
karena berkaitan dengan tujuan pemasaran, yaitu menunggu hingga harga pasar baik
untuk menjual hasil pertanian.
Jenis-jenis bangunan penyimpanan hasil
pertanian:
- Rumah pengepakan
- Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam karung (gudang)
- Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo)
- Bangunan penyimpanan kayu
- Rumah beku untuk penyimpanan buah-buahan dan sayuran serta hasil peternakan
Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang
memiliki bagian-bagian konstruksi yang terdiri dari atap (penutup), dinding,
dan lantai, membentuk suatu ruangan perlindungan yang cukup luas untuk
menempatkan atau menyimpan berbagai macam barang atau komoditas. Definisi ini
membedakan fasilitas penyimpanan yang lain seperti lumbung, peti, kotak, atau perlengkapan pengemasan lainnya. Gudang secara
konstruksi tidak banyak berbeda dengan gedung yang bersifat statis dan
memerlukan pondasi untuk memantapkan dan menstabilkan posisi dan kedudukan
bangunan tersebut.
Penyimpanan
hasil tanaman berupa biji-bijian dapat dilakukan secara curah atau karung.
Bangunan penyimpan biji-bijian curah umumnya berbentuk lumbung atau silo
berupa silinder tegak. Di Indonesia, yang saat ini digunakan adalah lumbung
yang berbentuk rumah panggung persegi. Pada penyimpanan dengan sistem karung,
biji-bijian dimasukan ke dalam karung dan disimpan di gudang secara
berumpuk-tumpuk.
Sedangkan
penyimpanan buah-buahan, sayur-sayuran, hasil ternak, dan hasil pertanian
lainnya yang cepat membusuk akibat serangan mikroba dan jamur, umumnya disimpan di ruangan berpendingin.
Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya pertanian
Jenis
bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan komersial. Kondisi
yang harus dipenuh dalam konstruksi bangunan pertanian jenis ini adalah faktor keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat bahwa bangunan ini berguna untuk menyimpan bahan-bahan yang
diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti benih, bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida, dan bahan bakar serta alat
dan mesin pertanian
seperti traktor. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan seperti pemadam kebakaran serta pintu darurat.
Konstruksi bangunan juga sebaiknya tahan api dan tidak
mudah runtuh dalam kondisi apapun. Kebutuhan fasilitas lainnya disesuaikan,
misalnya untuk bangunan penyimpanan traktor dan implemennya, diperlukan pintu
yang besar.
Bangunan pertanian lainnya
Dalam
usaha tani komersial, biasanya ada banyak jenis bangunan pertanian karena
banyaknya kebutuhan, misalnya infrastruktur jalan menuju ladang atau kandang, pagar, bendungan, dan sebagainya.
Pengendalian lingkungan pada bangunan pertanian
Bangunan pertanian harus mampu mengatasi pengaruh
buruk dari lingkungan di luar bangunan. Pengendalian lingkungan di dalam
bangunan pertanian meliputi cahaya, temperatur, kelembapan,
komposisi gas, dan sebagainya. Untuk mempertahankan temperatur lingkungan di dalam
suatu bangunan pertanian, harus ada keseimbangan antara input dan output sumber
panas di dalam
bangunan tersebut. Panas dapat masuk ke dalam bangunan pertanian dari berbagai
sumber, misalnya aliran udara masuk,
peralatan mekanis, lampu pencahayaan, aktivitas manusia, dan panas yang
dihasilkan dari tanaman maupun hewan di dalamnya. Sedangkan, panas dapat keluar
dari bangunan pertanian melalui udara keluar, konduksi bangunan pertanian, penyerapan panas oleh
elemen-elemen dalam bangunan, dan sebagainya. Besarnya kehilangan panas
konduksi dari suatu bangunan bergantung pada resistansi aliran panas pada
bangunan, luas dinding dan atap, serta perbedaan temperatur antara struktur
bangunan dan atmosfer
Nilai
konduktivitas panas bahan
|
|
Bahan
|
Nilai konduktivitas (W/m.K)
|
Udara
|
0,024
|
Hidrogen
|
0,17
|
Air
|
0,61
|
Busa poliuretan
|
0,026
|
Polistirena
|
0,034
|
Papan gabus
|
0,043
|
Kayu
|
0,115
|
Salju
|
0,17-0,52
|
Gelas
|
0,34-1,21
|
Tanah
|
1,04-1,73
|
Beton
|
1,73
|
Baja
|
45,00
|
Aluminium
|
212,80
|
Tembaga
|
385,80
|
Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi tanaman
Faktor lingkungan yang ada dalam greenhouse adalah
cahaya, temperatur, kelembapan, aliran udara, komposisi udara, dan media tanam.
Sedangkan arah pengendalian faktor lingkungan tersebut bergantung pada tujuan
penggunaan greenhouse. Pada daerah dengan empat musim, greenhouse digunakan
untuk melakukan kegiatan bercocok tanam di musim
dingin atau menanam tanaman pertanian yang tidak sesuai dengan iklim dan
musim setempat dengan mengendalikan kondisi lingkungan di dalamnya. Misalnya,
untuk menghindari udara dingin, ventilasi
diminimalisasi sehingga udara dingin luar tidak dapat masuk dan panas yang
terperangkap di dalam tidak keluar dengan mudah. Umumnya, tipe rumah kaca
seperti ini membutuhkan bahan transparan yang sangat
bening namun tidak dapat ditembus oleh gelombang inframerah yang
dipancarkan oleh tanaman di dalamnya setelah menerima cahaya matahari sehingga
panas di dalam dapat dipertahankan. Bahan konstruksi bangunan juga perlu
diperhatikan, yaitu harus terbuat dari bahan dengan konduktivitas termal yang rendah
untuk mencegah hilangnya panas keluar dari bangunan dan yang tahan terhadap
cuaca ekstrem.
Untuk penggunaan di wilayah tropis,
greenhouse umumnya digunakan untuk melindungi tanaman dari hujan dan
mencegah serangan hama dan penyakit, akibat
tingginya kelembapan udara wilayah tropis karena curah hujan yang tinggi serta
temperatur yang tinggi. Untuk itu, dinding greenhouse umumnya terbuat dari kain
kasa yang cukup rapat namun masih memungkinkan aliran udara dari luar masuk ke
dalam maupun sebaliknya. Selain itu, atapnya berventilasi sehingga udara panas
di dalam dapat keluar dengan mudah. Untuk pemilihan bahan konstruksi bangunan,
tipe greenhouse ini tidak membutuhkan jenis bahan pertanian khusus melainkan
bahan yang tahan terhadap korosi mengingat wilayah tropis memiliki kelembapan udara yang
tinggi.
Untuk penggunaan di daerah gurun, rumah
kaca berfungsi untuk menurunkan temperatur udara di dalam sehingga tidak
sepanas udara di lingkungan luar. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat tumbuh,
karena pada umumnya kondisi gurun terlalu ekstrem untuk tanaman pertanian. Tipe
greenhouse seperti ini umumnya tertutup dengan atap yang tidak bening, namun
agak teduh untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Pengendalian kelembapan udara juga
diperhatikan, mengingat lingkungan gurun sangat kering.
Masalah yang mungkin timbul dari rapatnya
konstruksi greenhouse dan cenderung tertutup dari lingkungan luar adalah kadar karbon
dioksida. Ventilasi yang terlalu rapat dapat menyebabkan turunnya
kadar karbon dioksida dalam greenhouse. Fotosintesis yang terjadi di dalam
greenhouse cenderung lebih intens dibandingkan dengan kondisi di luar,
menyebabkan penyerapan karbon dioksida melebihi kondisi normal. Hal ini dapat
diatasi dengan memperkaya kandungan karbon dioksida di dalam greenhouse dengan suatu
generator agar kadar kardon dioksida di dalam tidak jatuh hingga di bawah
normal.
Pengendalian lingkungan pada bangunan penyimpanan hasil pertanian
Penyimpanan hasil pertanian merupakan bagian yang
penting dalam penanganan pasca panen; beberapa jenis hasil pertanian sangat
rentan terhadap kerusakan selama penyimpanan, apalagi jika sistem penyimpanan
yang ditetapkan kurang atau tidak memenuhi persyaratan penyimpanan yang baik.
Selama penyimpanan proses perubahan biokimia dan
serangan agen-agen perusak dapat menyebabkan susut dan menghasilkan metabolit
yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyimpanan
yang baik dan benar. Dalam hal ini, perlu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan
dalam penyimpanan serta kontrol terhadap agen-agen yang dapat menimbulkan
kerugian.
Banyak
faktor yang berperan dalam penyimpanan bahan hasil pertanian. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan (temperatur, kelembapan relatif, komposisi atmosfer), faktor bahan (kadar air, aktivitas air, dan sebagainya), tindakan penanganannya (cara dan
waktu panen, pencucian, pengeringan, dan sebagainya), faktor
bangunan (struktur, kemampuan pengaturan lingkungan dalam bangunan, fasilitas,
dan sebagainya).
Penyimpanan
hasil pertanian membutuhkan lingkungan yang mendukung kondisi yang dapat
mempertahankan hasil pertanian dalam waktu lama dengan tidak mengubah kualitas
dan kuantitas hasil pertanian (tidak mengubah rasa, warna, bentuk, dan sebagainya) serta mencegah
terjadinya perkecambahan terutama dalam penyimpanan hasil
pertanian yang berbentuk biji-bijian. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendalikan
temperatur, kelembapan, komposisi gas dalam udara, dan pengendalian hama yang
dapat merusak hasil pertanian.
Dalam
penyimpanan hasil pertanian, perlu diperhatikan:
- Kadar air dan aktivitas air dalam hasil pertanian
- Daya tumbuh, terutama hasil pertanian dalam bentuk biji-bijian
- Aktivitas respirasi, terutama buah-buahan dan sayur-sayuran, karena aktivitas respirasi masih terjadi meski sudah dipanen
- Massa jenis hasil pertanian
Temperatur
ruangan dan sistem penyimpanan memegang peran yang sangat penting dalam sistem
penyimpanan. Bahan pangan yang berkadar air tinggi dan indeks aktivitas air
yang tinggi rentan terhadap kerusakan kimiawi dan mikrobiologis. Hasil pertanian yang tahan terhadap
serangan mikroorganisme seperti serealia dapat terancam oleh serangan hama makroskopis seperti serangga, tikus, dan sebagainya. Aktivitas hama makroskopis
tersebut sangat tergantung pada temperatur lingkungan; semakin rendah
temperatur ruangan, semakin rendah tingkat serangan.
Secara
umum, setiap elemen bangunan penyimpanan hasil pertanian harus memenuhi
berbagai kondisi. Atap harus dapat melindungi komoditas di dalamnya dari cuaca,
angin, pengaruh sinar matahari secara langsung, organisme pengganggu, serta
dapat memberikan hawa sejuk bagi ruangan dan produk yang disimpannya. Lantai
harus memberikan ruang gerak yang aman, memudahkan pembersihan dan perawatan,
dapat menahan beban produk, serta dapat mencegah penyerapan kadar air. Pondasi harus dapat mengurangi pergeseran bangunan terhadap tanah. Pintu harus
memperlancar kegiatan bongkar muat
komoditas dan mencegah masuknya organisme pengganggu. Ventilasi harus dapat mengontrol suasana di dalam dan di
luar sehingga nyaman bagi pekerja, mencegah hujan dan udara akibat kelembapan
tinggi, mencegah kehadiran organisme pengganggu. Jendela harus berfungsi dalam
menciptakan suasana kerja yang nyaman, mengatur cahaya matahari yang masuk,
melindungi dari cuaca dan organisme pengganggu.
Penyimpanan pada suhu rendah
Produk sayuran, buah-buahan, dan
hasil peternakan (susu, daging, dan sebagainya) pada umumnya mudah rusak dan membusuk
sehingga memerlukan fasilitas penyimpanan khusus yang dapat menghambat
aktivitas organisme yang mengakibatkan membusuknya sayuran dan buah-buahan. Hal
ini dapat dilakukan dengan penyimpanan suhu rendah, yang juga digunakan untuk
mengawetkan hasil perikanan dan peternakan dengan alasan yang sama. Fasilitas
semacam ini relatif mahal dalam pembangunannya karena memerlukan berbagai
peralatan mekanis, bahan insulator, instrumentasi elektronika, dan
tenaga ahli untuk mengendalikan faktor-faktor lingkungan di dalam seperti
temperatur, kelembapan, komposisi udara, dan sebagainya.
Umumnya, penyimpanan suhu rendah dilakukan karena
memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Terhindar dari serangan kapang dan serangga
- Mempertahankan kesegaran sehingga kehilangan nutrisi dapat diperkecil
- Mutu organoleptik dapat dipertahankan
- Daya kecambah biji dapat ditahan
- Tidak memerlukan fumigasi
Dalam penyimpanan pada suhu rendah, yang terpenting
untuk diperhatikan adalah
temperatur dan kelembapan pengawetan untuk setiap jenis hasil pertanian
berbeda-beda. Jika kurang dingin, hasil pertanian mungkin masih melakukan
respirasi dan hama yang tersisa mungkin masih dapat hidup, sedangkan jika
terlalu dingin dapat menyebabkan kerusakan struktur molekul hasil pertanian
akibat membekunya air dalam jumlah banyak sehingga mengubah rasa dan kualitas.
Pendinginan yang terlalu ekstrem juga dapat menyebabkan penyusutan. Temperatur
juga perlu dijaga agar tidak berfluktuatif.
Kelembapan
di dalam ruangan pendingin juga perlu dijaga, karena kelembapan yang terlalu
rendah dapat menyebabkan kelayuan, sedangkan kelembapan yang terlalu tinggi
dapat merangsang pertumbuhan jamur dan kapang. Untuk meningkatkan kelembapan
udara, umumnya dilakukan penyemprotan air ke lantai, sedangkan untuk mengurangi
kelembapan, dapat dilakukan penyebaran bahan-bahan kimia yang dapat menyerap
kelembapan dari udara. Umumnya, buah-buahan yang mengandung banyak air
membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi.
Tabel
Rekomendasi suhu, kelembapan, dan daya hasil simpan hasil pertanian (Satuhu,
1995)
Hasil pertanian
|
Suhu (oC)
|
Kelembapan relatif (%)
|
Umur simpan (minggu)
|
13
|
85-90
|
2
|
|
Pisang Cavendish
hijau
|
12,7-14,4
|
85-90
|
3-4
|
Pisang Cavendish matang
|
12,7
|
85-90
|
1
|
9-10
|
90
|
2
|
|
8-10
|
85-90
|
2-5
|
|
10
|
85-90
|
3
|
|
10
|
85-90
|
1-2,5
|
Perlu
diperhatikan bahwa masa penyimpanan juga berpengaruh, karena buah dan sayuran
setelah dipanen masih melakukan respirasi (dan fotosintesis jika masih memiliki
klorofil dan jika cahaya cukup). Hal ini berguna
untuk menyesuaikan kematangan buah, karena sebenarnya buah tidak pernah dipanen
dalam keadaan benar-benar matang karena buah harus mengalami proses pengepakan
dan distribusi yang tidak sebentar hingga sampai ke tangan konsumen. Jika buah
dipetik dalam keadaan benar-benar matang, buah akan menjadi terlalu matang atau
bahkan busuk ketika sampai ke konsumen.
Perbedaan
kelembapan pada penyimpanan setiap jenis buah-buahan dan sayuran memiliki
perbedaan yang sedikit, sehingga pengendalian kelembapan umumnya tidak
dilakukan secara presisi, namun perbedaan temperatur penyimpanan pada setiap
jenis buah-buahan dapat berbeda-beda. Misal, apel membutuhkan temperatur
penyimpanan antara 2-3oC, tapi pisang membutuhkan temperatur
penyimpanan antara 12-13oC. (USDA)
Tabel
kerusakan dingin beberapa buah/sayuran yang disimpan pada temperatur di bawah
batas aman
Jenis buah/sayuran
|
Suhu terendah (oC)
|
Gejala kerusakan akibat temperatur rendah
|
2-3
|
Pencoklatan, lembek, lepuh di bagian dalam
|
|
Alpukat
|
4-7
|
Daging buah coklat kehitaman
|
Pisang
|
12-13
|
Warna jelek jika matang
|
10-13
|
Kulit seperti melepuh, kehitaman, dan pematangan tidak
merata
|
|
Pepaya
|
7
|
Lubang cacat, gagal matang, penyimpangan cita rasa,
busuk
|
7
|
Bercak-bercak hitam dan kecoklatan
|
|
7
|
Lepuh, lubang noda, dan busuk
|
|
7
|
Lepuh, busuk
|
|
7,2-10,0
|
Pelunakan, busuk
|
Penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk karung
Penyimpanan
tipe ini lebih umum di Indonesia, terutama gudang-gudang penyimpan stok bahan
pangan di mana bahan pangan tersebut memungkinkan untuk dijual dengan segera
jika terjadi kekurangan pasokan di pasar. Penyimpanan tipe ini memiliki
keuntungan, yaitu fleksibel, modal investasi konstruksi bangunan relatif kecil,
biaya bongkar muat lebih murah, dan tidak terjadi migrasi uap air (jika karung
kedap air). Namun, tipe ini memiliki beberapa tipe kelemahan, diantaranya:
harus dilakukan fumigasi secara rutin sehingga dapat menambah cost usaha, jika
terjadi serangan hama akan sulit dikendalikan, dan temperatur dan kelembapan
akan sukar dikendalikan.
Penyimpanan hasil pertanian serealia dalam bentuk curah dalam silo
Penyimpanan dalam bentuk curah berarti hasil pertanian
disimpan tanpa karung pembungkus dan disimpan secara besar-besaran dalam satu
bangunan. Biasanya, hasil pertanian yang disimpan dalam bentuk curah adalan
hasil pertanian yang berupa biji-bijian (gandum, beras, jagung yang
telah dipipil, sorgum, rye, barley, oat, kacang-kacangan, kopi, lada, biji bunga
matahari, dan sebagainya) dan disimpan dalam bangunan yang
disebut silo.
Keuntungan sistem curah diantaranya, biji-bijian
dapat ditangani seperti halnya fluida yang
dapat dialirkan dan memudahkan pergerakan bahan, tidak membutuhkan karung
pembungkus sehingga menghemat biaya, dan pengendalian kualitas lebih efisien
dan efektif. Selain itu, penyimpanan dalam silo membutuhkan tempat yang tidak lebih luas dari penyimpanan
sistem karung dalam kuantitas yang sama. Penyimpanan hasil pertanian juga dapat
dilakukan dalam waktu yang lebih lama dengan jumlah loss lebih rendah.
Syarat
dasar penyimpanan dalam bentuk curah:
- Kadar air dalam biji-bijian harus rendah, di mana dalam keadaan tersebut respirasi minimum.
- Biji-bijian harus bebas dari kotoran dan debu yang dapat menghambat sirkulasi udara.
- Silo harus berventilasi yang dapat mengatur atmosfer di dalam silo sesuai dengan hasil pertanian yang disimpan.
- Harus kedap air dan pengaruh cuaca serta terbebas dari pengaruh radiasi matahari.
- Dilengkapi dengan konveyor dan bucket elevator untuk memudahkan pengangkutan dan pemindahan bahan.
Perlu diperhatikan bahwa pengendalian kelembapan
dan temperatur udara dalam silo merupakan hal yang cukup penting karena secara
alami, biji-bijian bersifat higroskopis, yaitu
mampu melepaskan kadar air ke udara dan juga dapat menyerap kadar air dari
udara, tergantung kondisi temperatur dan kelembapan di sekitar biji-bijian. Hal
ini penting, karena kadar air dalam biji-bijian berpengaruh terhadap
pertumbuhan hama dan penyakit pengganggu biji-bijian.
Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan
Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan
bersama dengan pengaturan temperatur dan kelembapan merupakan metode penyimpanan
atmosfer terkontrol (Controlled Atmosphere Storage) dalam
menyimpan hasil pertanian agar lebih tahan lama. Modifikasi kadar udara yaitu
pengendalian kadar oksigen dan karbon
dioksida di dalam ruangan penyimpanan; umumnya yang dilakukan
adalah meningkatkan kadar karbon dioksida dan menurunkan kadar oksigen. Hal ini
perlu dilakukan karena tumbuhan berespirasi dengan oksigen dan berfotosintesis
dengan karbon dioksida. Respirasi menurunkan kadar gula dan meningkatkan
kadar air dalam buah sehingga buah akan semakin lembap dan kehilangan rasa
manisnya, sedangkan fotosintesis berguna untuk mengubah air yang masih tersisa
di dalam hasil pertanian menjadi gula, sehingga kadar air akan berkurang; hal
itu memiliki kemungkinan untuk terjadi jika hasil pertanian tersebut masih
memiliki klorofil. Namun
penyimpanan yang bertujuan untuk membiarkan hasil pertanian berfotosintesis
jarang dilakukan karena dinilai mampu mengurangi kesegaran tanaman.
Penyimpanan dengan modifikasi atmosfer umumnya
diikuti dengan MAP (Modified Atmosphere Packaging), yaitu pengepakan
yang dilakukan ketika dilakukan modifikasi atmosfer. Hal ini akan menyebabkan
ruang dalam pak akan memiliki kadar udara yang sama seperti kadar udara ruang
penyimpanan selama bahan pengepakan yang digunakan kedap udara hingga sampai ke
konsumen.
Ada juga metode penyimpanan pada tekanan rendah (Hypobaric
Atmosphere), yaitu penyimpanan produk yang dilakukan pada tekanan rendah
sehingga kandungan oksigen menjadi sangat terbatas.
Fertigasi di Greenhouse (Fertigation,
Fertilizer and Irrigation Sytem)
Penyiraman dan pemupukan budidaya sayuran
didalam greenhouse pada umumnya dilakukan secara bersamaan. Penyiraman dan
pemupukan sangat menentukan pertumbuhan, produktifitas dan kualitas tanaman.
Teknis penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan dengan cara manual atau
menggunakan sistem irigasi, teknis fertgasi tergantung dari jenis tanaman dan
media yang digunakan dalam budidaya sayuran atau tanaman lainnya.
Satu alat yang penting untuk Fertigasi adalah
alat distribusi penyiraman dan pemupukan, baik pemupukan untuk organik atau an
organik.
Spesifikasi alat distribusi Ferigasi untuk
greenhouse sbb:
- Head Unit Pompa, 2,5 HP, kapasitas area 1000 m2,
- Dudukan head Unit, rangka besi ukuran 100x120x20cm
- Water tank plastik kapasitas 500 Liter x 4 buah
- Dripline irigasi sistem Mist irigasi sistem System PRV,
- Discfilter, Balvalve instalation peralon Panel Kontrol
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam penyiraman, yaitu : Larutan nutrisi tanaman yang akan digunakan untuk
penyiraman tanaman harus mempunyai kepekatan (EC) dan nilai pH yang sesuai dengan
jenis tanaman dan umur tanaman, yang dapat diukur dengan alat EC dan PH meter
sebelum didistribusikan ke tanaman. Volume dan kepekatan larutan nutrisi
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman, umur tanaman, virietas dan tipe
iklim setempat. Frekuensi penyiraman larutan nutrisi tergantung pada kondisi
setempat, dan berbeda antara tanaman yang masih kecil dengan tanaman yang sudah
dewasa.
Apabila penyiraman larutan nutrisi dengan
cara manual (penyiraman dilakukan oleh orang untuk setiap polybag) agar dihitung
kebutuhan tenaga kerja tiap satuan luas kebun, sehingga tidak mengalami
kesulitan dalam waktu dan frekuensi penyiraman. Pada sistem fertigasi tetes,
Keuntungan lain bahwa itu mengurangi kontak air dengan tanaman pertumbuhan di
atas tanah (daun, batang, dan buah) sehingga membuat kondisi yang kurang
menguntungkan bagi banyak penyakit.
Petani dengan variabel sumber daya air juga
dapat menghargai tekanan yang lebih rendah (8-10 psi di garis tetes) yang
diperlukan untuk mengoperasikan sistem irigasi tetes. fertigasi sukses, terdiri
dari informasi tentang desain, operasi, dan pengelolaan. Fertigasi memungkinkan
petani untuk mudah menerapkan nutrisi sepanjang musim Setiap nutrisi dalam
bentuk yang larut tersedia untuk penyerapan yang tepat tanaman setelah aplikasi,
yang memungkinkan kontrol lebih besar atas petani terhadap ketersediaan nutrisi
untuk tanaman. Faktor ini dapat menyebabkan penggunaan pupuk lebih efisien.
Nutrisi dapat diterapkan secara harian, mingguan, atau periodik, tergantung
pada rencana pengelolaan keseluruhan unsur hara bagi tanaman. Ketika nutrisi
yang diterapkan sebelum mereka dibutuhkan, petani dapat mengurangi hilangnya
nutrisi dari zona akar.
"Ditengah
semakin sempitnya lahan untuk pertanian, budidaya dengan penerapan teknologi
screen house dapat menjadi pilihan, walaupun ada biaya yang harus dikeluarkan,
sebanding dengan hasil yang akan di dapat".
Mungkin ada yang bertanya, “Emang apa bedanya Screen House dengan Green House?”. Menurut pengalaman saya dilapangan antara keduanya tidaklah terlalu berbeda, persamaan tersebut seperti dalam hal bentuk konstruksi, baik menggunakan model piggy back (joglo), tunnel house atau shadinghouse tinggal kita menyesuaikan dengan daerah dimana screen house akan dibangun. Begitu juga bahan pembentuk konstruksinya pun sama, bisa menggunakan bahan dari bambu, kayu, beton atau dari besi. Screen house saya menyebutnya karena seluruh bangunan house menggunakan screen sebagai media penutupnya. Sedangkan green house biasa menggunakan UV, Polykarbonat, plastik atau kaca sebagai penutup seluruh house atau sebagiannya. Kemudian, budidaya disini tanpa memakai drift irigation system yang biasa digunakan pada green house.
Pemeliharaan intensif
|
1.
Pengaturan jadwal produksi.
Pertanian
di Indonesia seperti kita ketahui, sangat tergantung pada keadaan cuaca dan
juga terkadang susah diprediksi yang akhirnya petani sulit menentukan jenis
tanaman yang akan diproduksi, Dengan kondisi seperti ini, banyak petani
terjebak karena salah menentukan komoditas yang di tanam. Karena jika
musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit seperti
fusarium dan pembusukan akar. Atau, jika musim terlalu kering akan menyebabkan
tanaman kekurangan air, tingkat serangan hama tinggi yang akhirnya dengan
kondisi tersebut menimbulkan kerugian bagi petani seperti gagal panen atau
biaya produksi yang tinggi. Untuk meminimalisir kerugian tersebut, tentu harus
dicari suatu solusi alternatif bagi petani.
Budidaya dengan penerapan teknologi pertanian seperti screen house dapat menjadi salah satu pilihan solusi, hal ini karena, pengaturan jadwal produksi dapat dilakukan, seperti dengan menerapkan pola seri tanam yang terkontrol atau dengan mikroklimat yang diatur, sehingga inflasi produksi dapat ditekan, yaitu pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba. Dengan demikian, produksi budidaya secara mandiri dan berkesinambungan dapat dicapai dan ketergantungan pada lingkungan luar bisa diminimalisir.
Budidaya dengan penerapan teknologi pertanian seperti screen house dapat menjadi salah satu pilihan solusi, hal ini karena, pengaturan jadwal produksi dapat dilakukan, seperti dengan menerapkan pola seri tanam yang terkontrol atau dengan mikroklimat yang diatur, sehingga inflasi produksi dapat ditekan, yaitu pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba. Dengan demikian, produksi budidaya secara mandiri dan berkesinambungan dapat dicapai dan ketergantungan pada lingkungan luar bisa diminimalisir.
2.
Meningkatkan hasil produksi
Selanjutnya,
budidaya di dalam screen house juga dapat meningkatkan hasil produksi lebih
tinggi dibanding dengan areal yang terbuka. Karena screen house, diantaranya
dapat meningkatkan tingkat harapan hidup dari bunga menjadi buah. Kondisi areal
yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif
dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit
ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi.
Seperti
potensi munculnya bunga pada tanaman cabai bisa mencapai 1000 bunga dalam satu
siklus tanam. Didalam screen house tingkat kerontokan bunga dapat diminimalisir
dengan harapan hidup bunga menjadi buah 300-400 buah, sedangkan di areal
terbuka tingkat hidup bunga yang menjadi buah hanya sekitar 80-120 buah dalam
satu siklus tanam.
3.
Konversi lahan
Sebagaimana
disebut diatas pada areal luasan yang sama, tingkat produksi budidaya di dalam
screen house lebih tinggi dibandingkan di luar screen house. Artinya, terjadi
konversi lahan setidaknya 1.5 - 3 kali dibanding budidaya diluar screen house.
Hal ini tentu dapat menjadi alternatif di tengah semakin sempit dan mahalnya
lahan untuk pertanian juga mengurangi tingginya biaya produksi dari pestisida,
terlebih bagi pertanian komoditas hortikultira.
4.
Mengurangi biaya pestisida
Sama
seperti green house, screen house dapat memberikan perlindungan tanaman
terhadap hama dan penyakit. Screen dengan kerapatan mikron yang baik tidak
dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun, tryps dan lainnya. Sehingga biaya
pestisida dapat diminimalisir.
5.
Meningkatkan kualitas produksi
Efek
radiasi matahari seperti sinar UV, angin, kelebihan temperatur, air
hujan, debu, polutan dan residu pestisida tentunya akan mempengaruhi penampilan
visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi. Dengan kondisi lingkungan yang
terlindungi dapat memberikan hasil produksi tanaman yang berkwalitas baik
ukuran maupun bentuk visual produk.
6.
Sarana agrowisata dan penelitian
Budidaya
dengan screen house dapat menjadi sarana agrowisata dimana pengunjung dapat
melihat berbagai jenis tanaman yang kita tanam, karena dengan screen house
performence budidaya kita akan lebih terlihat profesional dan, screen house
dapat menjadi sarana penelitian bagi petani dan civitas pertanian lainnya untuk
dunia pertanian yang selalu dinamis perkembangannya.
Hidroponik
Hidroponik (Inggris: hydroponic)
berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless. Teknik hidroponik banyak dilakukan
dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan
jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus
diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik
yaitu:
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata
hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki
pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok
tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam
secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan
pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap
dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur
hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah
untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk
kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik
bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Macam-macam hidroponik
- Static solution culture (kultur air statis)
- Continuous-flow solution culture, contoh : NFT (Nutrient Film Technique),DFT (Deep Flow Technique)
- Aeroponics
- Passive sub-irrigation
- Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
- Run to waste
- Deep water culture
- Bubbleponics
- Bioponic
Media tanam inert hidroponik
Media tanam inert adalah
media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert
berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di
antaranya adalah:
- Arang sekam
- Spons
- Expanded clay
- Rock wool
- Coir
- Perlite
- Pumice
- Vermiculite
- Pasir
- Kerikil
- Serbuk kayu
Keuntungan teknik hidroponik
- Tidak membutuhkan tanah
- Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misal disirkulasikan ke akuarium
- Mudah dalam pengendalian nutrisi sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien
- Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan
- Memberikan hasil yang lebih banyak
- Mudah dalam memanen hasil
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan
relatif lebih bersih. Sehingga untuk menrancang interior ruangan dalam rumah
akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang
digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang
dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam
pelarut nutrisinya.
oponik merupakan salah satu cara budidaya
tanaman hidroponik. Cara ini belum sefamiliar cara-cara hidroponik lainnya
(seperti cara tetes, NFT - Nutrient Film Technique). Kalau dilihat dari
kata-kata penyusunnya, yaitu terdiri dari Aero + Phonic. Aero berarti udara,
phonik artinya cara budidaya, arti secara harafiah cara bercocok tanam di
udara, atau bercocok tanam dengan system pengkabutan, dimana akar tanamannya
menggantung di udara tanpa media (misalkan tanah), dan kebutuhan nutrisinya
dipenuhi dengan cara spraying ke akarnya. Sejarah ditemukannya cara ini berawal
dari penemuan cara hidroponik. Selanjutnya dikembangkanlah system aeroponik
pertama kali oleh Dr. Franco Massantini di University of Pia, Italia. Di
Indonesia, perintis aeroponik secara komersial adalah Amazing Farm pada tahun
1998 di Lembang (Bandung). Mengapa harus aeroponik? Sebuah produk yang
dipasarkan, khususnya dengan market toko swalayan/supermarket/hypermarket
dituntut 3 hal pokok, yaitu: kualitas, kontinuitas dan produktifitas. Untuk
memenuhi ketiga syarat tersebut jika cara budidaya dengan cara konvensional (di
tanah) sulit sekali karena banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satu cara
untuk memenuhi ketiga tuntutan tersebut adalah dengan system hidroponik,
khususnya aeroponik. Beberapa alasan menggunakan system aeroponik adalah
sebagai berikut : Luasan lahan untuk pertanian dengan tanah semakin berkurang,
harga sewa/beli tanah juga mahal. Dengan menerapkan system aeroponik akan
mengurangi ketergantungan ketersediaan tanah dan tidak dibutuhkan rotasi lahan.
Dengan system ini setiap saat kita bisa menanam, yang akhirnya setiap hari bisa
memanen. Indonesia mempunyai 2 musim , dimana musim hujan untuk pertanian
sayuran di tanah akan menghadapi kendala yang lebih besar, jadwal tanam berubah
dan sering terhambat. Dengan aeroponik dipastikan bisa menanam sepanjang musim.
Artinya ketersediaan sayuran bisa terjamin.
Penanaman di tanah sangat tergantung pada kualitas tanah dan perawatan serta cuaca. Jika tidak mengetahui kualitas tanah, akan sulit untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Diperparah lagi jika musim hujan, banyak hara yang tercuci oleh air hujan (leaching). Dengan cara aeroponik, ketersediaan nutrisi tanaman terjamin setiap saat, sehingga pertumbuhannya bisa optimal, bahkan maksimal. Pada komoditi tertentu bahkan bisa diperpendek umur panen dengan kualitas yang sama. Pertumbuhan optimal akan mempengaruhi kualitas sayuran yang diperoleh. Kualitas premium dengan volume yang banyak bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diperoleh.
Cara aeroponik tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja yang banyak, sehingga menjamin efisiensi tenaga kerja. Hasil yang diperoleh merupakan produk yang bersih (tidak memerlukan pencucian), sehat (selama proses budidaya tidak menggunakan pestisida, karena ditanam di dalam green house). Karena dipanen umur muda, daging sayur terasa lebih renyah daripada sayur hasil penanaman di tanah.
Penanaman di tanah sangat tergantung pada kualitas tanah dan perawatan serta cuaca. Jika tidak mengetahui kualitas tanah, akan sulit untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Diperparah lagi jika musim hujan, banyak hara yang tercuci oleh air hujan (leaching). Dengan cara aeroponik, ketersediaan nutrisi tanaman terjamin setiap saat, sehingga pertumbuhannya bisa optimal, bahkan maksimal. Pada komoditi tertentu bahkan bisa diperpendek umur panen dengan kualitas yang sama. Pertumbuhan optimal akan mempengaruhi kualitas sayuran yang diperoleh. Kualitas premium dengan volume yang banyak bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diperoleh.
Cara aeroponik tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja yang banyak, sehingga menjamin efisiensi tenaga kerja. Hasil yang diperoleh merupakan produk yang bersih (tidak memerlukan pencucian), sehat (selama proses budidaya tidak menggunakan pestisida, karena ditanam di dalam green house). Karena dipanen umur muda, daging sayur terasa lebih renyah daripada sayur hasil penanaman di tanah.
Melihat kelebihan dan kekurangan dari cara
aeroponik, kita bisa memilih komoditi apa yang bisa dibudidayakan supaya
mendapat keuntungan, mengingat investasi awal yang cukup besar.Berdasarkan
pengalaman dari Amazing Farm selama sekitar 10 tahun, hampir semua komoditi
bisa dibudidayakan secara aeroponik, pemilihan komoditi untuk ditanam dengan
system aeroponik:
Akar yang menggantung pada selada keriting. Umur pendek, semakin pendek umur tanaman berarti dalam 1 tahun kita dapat menanam berkali-kali. Contoh: jika umur tanaman 60 hari, 1 tahun dapat menanam 6 kali; jika umur 30 hari, 1 tahun dapat menanam 12 kali. Contoh ekstrim kangkung dapat ditanam di daerah dataran rendah dengan umur panen 18 hari setelah tanam. Harga jual tinggi
Unik, dengan bibit impor yang biasanya hasilnya berbeda dan lebih bagus dari produk yang ada di pasar lokal, harga jual sayuran bisa tinggi. Komoditi yang dibudidayakan oleh Amazing Farm dibagi dalam 2 kelompok besar berdasarkan kecocokan tanaman terhadap mikroklimat/ketinggian lahan, yaitu : Kelompok sayuran dataran tinggi, meliputi :a. Golongan selada (lettuce): selada keriting, romaine, butterhead, batavia, lollorossab. Golongan Chinese vegetables: pakcoy, petsay, caisim, kalian, siomakc. Golongan lainnya: kangkung, bayam, horenzo (bayam Jepang)
Kelompok sayuran dataran rendah meliputi ;a. Golongan Chinese vegetables: pakcoy, caisimb. Golongan lain: kangkung, bayam.
Akar yang menggantung pada selada keriting. Umur pendek, semakin pendek umur tanaman berarti dalam 1 tahun kita dapat menanam berkali-kali. Contoh: jika umur tanaman 60 hari, 1 tahun dapat menanam 6 kali; jika umur 30 hari, 1 tahun dapat menanam 12 kali. Contoh ekstrim kangkung dapat ditanam di daerah dataran rendah dengan umur panen 18 hari setelah tanam. Harga jual tinggi
Unik, dengan bibit impor yang biasanya hasilnya berbeda dan lebih bagus dari produk yang ada di pasar lokal, harga jual sayuran bisa tinggi. Komoditi yang dibudidayakan oleh Amazing Farm dibagi dalam 2 kelompok besar berdasarkan kecocokan tanaman terhadap mikroklimat/ketinggian lahan, yaitu : Kelompok sayuran dataran tinggi, meliputi :a. Golongan selada (lettuce): selada keriting, romaine, butterhead, batavia, lollorossab. Golongan Chinese vegetables: pakcoy, petsay, caisim, kalian, siomakc. Golongan lainnya: kangkung, bayam, horenzo (bayam Jepang)
Kelompok sayuran dataran rendah meliputi ;a. Golongan Chinese vegetables: pakcoy, caisimb. Golongan lain: kangkung, bayam.
Aquaponik dan Hidroponik
Aquaponic adalah kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik
(budidaya tanaman tanpa tanah). Dalam aquaponic, air yang mengandung nutrisi
yang dihasilkan dari budidaya ikan merupakan sumber pupuk alami untuk tanaman
yang tumbuh. Tanaman sendiri mengkonsumsi nutrisi, dan membantu untuk
memurnikan air bagi kehidupan ikan, sehingga merupakan Sebuah proses mikroba
alami yang menjadikan antara ikan dan tanaman tetap sehatsehat. Hal ini
menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dimana kedua tanaman dan ikan dapat
berkembang. Aquaponics adalah jawaban ideal untuk masalah petani ikan untuk
membuang air yang kaya nutrisi dan petani hidroponik yang memang sangat perlu
air kaya nutrisi.
Tanaman sistem
Hidroponik tumbuh dalam larutan air dan nutrisi, tanpa tanah. Solusinya dapat
dibuat dengan menambahkan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dalam air, yang
akan diserap langsung ke akar tanaman. Dalam beberapa sistem hidroponik akar
berada dalam media tumbuh yang membuat mereka tetap lembab, aerasi dan jumlah
oksigen juga membantu untuk mendukung tanaman.
Dalam akuakultur, air cepat mengandung gizi karena kaya dengan ikan dalam mencerna makanan dan membuang air limbah. Air limbah biasanya disaring agar bebas dari limbah yang tidak berguna. Kita akui, model akuakultur belum seluruhnya optimal sebagai usaha potensial, tetapi dimasa datang, bukan tidak mungkin ini menjadi usaha yang dapat di garap secara komersial, sebab dengan mengabungkan aquaponics, petani hidroponik dapat menghilangkan biaya dan tenaga kerja yang terlibat dalam mencampur larutan pupuk dan akuakultur komersial mungkin dapat secara drastis mengurangi jumlah filtrasi yang diperlukan dalam sirkulasi budidaya ikan.
Dalam akuakultur, air cepat mengandung gizi karena kaya dengan ikan dalam mencerna makanan dan membuang air limbah. Air limbah biasanya disaring agar bebas dari limbah yang tidak berguna. Kita akui, model akuakultur belum seluruhnya optimal sebagai usaha potensial, tetapi dimasa datang, bukan tidak mungkin ini menjadi usaha yang dapat di garap secara komersial, sebab dengan mengabungkan aquaponics, petani hidroponik dapat menghilangkan biaya dan tenaga kerja yang terlibat dalam mencampur larutan pupuk dan akuakultur komersial mungkin dapat secara drastis mengurangi jumlah filtrasi yang diperlukan dalam sirkulasi budidaya ikan.
PRINSIP KERJA
Input utama untuk sistem aquaponic adalah makanan ikan. Ikan makan sampah makanan
dan mengekskresikan. Lebih dari 50% dari limbah yang dihasilkan oleh ikan
adalah dalam bentuk amonia disekresi dalam urin dan, dalam jumlah kecil,
melalui insang. Sisa dari limbah, dikeluarkan sebagai kotoran, mengalami proses
yang disebut mineralisasi yang terjadi ketika bakteri heterotrofik mengkonsumsi
limbah ikan, materi tanaman yang membusuk dan tidak-makan makanan, mengubah
ketiga untuk senyawa amoniak dan lainnya. Dalam jumlah yang cukup amonia
merupakan racun bagi tanaman dan ikan. Bakteri nitrifikasi, yang secara alami
hidup di air, tanah dan udara, mengubah amonia menjadi nitrit pertama dan
kemudian menjadi nitrat yang mengkonsumsi tanaman. Dalam sebuah sistem
aquaponic bakteri heterotrofik dan nitrifikasi akan melekat pada dinding
tangki, bawah dari rakit, bahan organik, media tumbuh (jika digunakan) dan di
kolom air. Bakteri menguntungkan dibahas di sini adalah alam dan akan menghuni
sistem aquaponic sesegera amonia dan nitrit yang hadir.
Pada dasarnya, Anda memiliki tiga tanaman untuk tetap hidup di aquaponic - ikan, tanaman dan bakteri menguntungkan. Entitas ini hidup tiga masing-masing bergantung pada yang lain untuk hidup. Bakteri mengkonsumsi limbah ikan menjaga air bersih untuk ikan. Dalam proses ini, bakteri memberikan tanaman dengan bentuk yang bermanfaat dari nutrisi. Dalam menghilangkan nutrisi melalui pertumbuhan tanaman, tanaman membantu membersihkan air ikan hidup masuk.
Pada dasarnya, Anda memiliki tiga tanaman untuk tetap hidup di aquaponic - ikan, tanaman dan bakteri menguntungkan. Entitas ini hidup tiga masing-masing bergantung pada yang lain untuk hidup. Bakteri mengkonsumsi limbah ikan menjaga air bersih untuk ikan. Dalam proses ini, bakteri memberikan tanaman dengan bentuk yang bermanfaat dari nutrisi. Dalam menghilangkan nutrisi melalui pertumbuhan tanaman, tanaman membantu membersihkan air ikan hidup masuk.
Aquaponics adalah metode yang sangat efisien makanan
tumbuh yang menggunakan minimum air dan ruang dan memanfaatkan limbah, sehingga
produk akhir organik, ikan sehat dan sayuran. Dari sudut pandang gizi,
aquaponics menyediakan makanan dalam bentuk kedua protein (dari ikan) dan
sayuran.
Metode Aquaponics
Ada berbagai macam konfigurasi sistem aquaponic. Komponen
umum untuk setiap sistem aquaponic adalah tangki ikan dan tempat pertumbuhan
tanaman. Variabel termasuk komponen filtrasi, komponen pipa, jenis tempat tidur
tanaman dan jumlah dan frekuensi sirkulasi air dan aerasi. Secara umum, sistem
yang memanfaatkan filtrasi beberapa untuk menghilangkan limbah padat ikan akan
memiliki produksi yang lebih tinggi dari ikan dan tanaman daripada mereka yang
tidak menggunakan filtrasi.
Ada tiga metode utama aquaponic muncul di industri. Setiap jika metode ini didasarkan pada desain sistem hidroponik, dengan akomodasi untuk ikan dan filtrasi, diantaranya Rafting Sytem, NFT (Nutrient Film Technique) dan growing media.
Ada tiga metode utama aquaponic muncul di industri. Setiap jika metode ini didasarkan pada desain sistem hidroponik, dengan akomodasi untuk ikan dan filtrasi, diantaranya Rafting Sytem, NFT (Nutrient Film Technique) dan growing media.
Komoditi Aquaponic
Ikan dan tanaman yang dipilih untuk sistem aquaponic
harus memiliki kebutuhan yang sama, baik suhu dan pH. Akan
selalu ada beberapa kompromi dengan kebutuhan ikan dan tanaman tetapi, semakin
dekat dengan kondisi baik suhu dan pH, maka mereka akan semain cocok, dan lebih
berhasil dalam teknik akuakultur. Sebagai gambaran bahwa, kondisi air yang
hangat,dan air tawar, merupakan kombinasi ikan dan tanaman seperti selada, dan
herbal tumbuh dengan baik, sistem hidroponik yang sesuai dengan ini adalah
Rafting dan NFT. Dalam sistem sangat penuh dengan ikan, Anda mungkin beruntung
dengan tanaman buah seperti tomat dan paprika, dengan aquaponic yang memerlukan
tangki-tangki air untuk ikan.
Mantap pisan Jasa Pembuatan Online Shop dan Jasa Pembuatan Website Online Shop - serta Jasa Pembuatan Website Murah - Jasa Pembuatan Website Toko Online - Grosir Jilbab Murah serta Jilbab Instan Terbaru juga Jasa Pembuatan Toko Online
BalasHapus