Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam kenyataan
objektif telah ada sejak zaman megalitik (batu) dan kemudian munculnya
kerajaan-kerajaan pada abad ke IV
dan ke V. Perkembangan dasar-dasar
kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika
timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah dinasti Syailendra di Palembang kemudian
kerajaan Majapahit di Jawa Timur dan kerjaan-kerajaan lainnya.
Rasa
nasionalisme modern dirintis kali pertama melalui organisasi sosial
politik Budi Utomo pada tahun 1908 yang diperingati sebagai hari kebangkitan
nasional. Kemudian dikristalisasikan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.
Akhirnya
titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia dalam mendirikan negara tercapai
dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Raja Mulawarman
dalam prasasti 7 Yupa (tiang batu) pada Tahun 400 M, tertulis bahwa beliau anak
dari Raja Aswawarman keturunan dari kudungga. Mengadakan kenduri dan sedekah
kepada para Brahmana
Nilai-nilai
sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah
kepada para Brahmana
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan
maritim. Menguasai dua pelabuhan besar yaitu selat Sunda (686) dan Malaka
(775). Sektor Perdagangan diatur oleh petugas pengawas kerajaan (Tuha An
Vatakvurah) untuk menjembatani pedagang-pengrajin dibuatkan wadah pengepul layaknya koperasi.
Sistem
pemerintahan; pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rohaniawan sebagai
pengawas teknis pembangunan gedung dan bangunan suci. Nilai ketuhanan tercermin
dari hubungan negara dengan liturgi agama Budha.
Visi
tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara “marvuat vanua Criwijaya siddhayatra
subhiksa”:
(suatu cita-cita negara yang adil dan makmur)
Kerajaan Sebelum Majapahit
Kerajaan
di Jawa Tengah
Kerajaan
Kalingga abad ke VII
Dinasti
Syailendra abad ke VII, membangun Borobudur abad ke IX
Dinasti
Sanjaya abad ke VIII, membangun Prambanan abad ke X
Kerajaan
di Jawa Timur
Kerajaan
Medang (Dinasti Isyana/Empu Sindok) abad X sampai ke XI. Raja Airlangga
menjalin hubungan dengan Benggala, Chola, dan Champa (nilai-nilai kemanusiaan).
Membangun tanggul dan waduk (Prasasti Kelagen, 1037M) untuk kesejahteraan
pertanian rakyat(nilai-nilai sila ke-5).
Kerajaan Majapahit
Masa
keemasan di bawah pimpinan raja Hayam Wuruk bersama mahapatih Gadjah Mada
dibantu oleh laksamana Nala memimpin armadanya untuk menguasai nusantara.
Kekuasaannya membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia) sampai Irian Barat
melalui Kalimantan utara
Saat
itu terdapat dua agama yaitu Hindu dan Budha di Majapahit. Dalam karya sastra
Negara kertagama karangan Empu Prapanca telah terdapat istilah Pancasila.
Kemudian dalam Buku Sutasoma karangan Empu Tantular menyebutkan persatuan
nasional yaitu Bhineka
Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrua
Visi
mempersatukan nusantara Sumpah Palapa oleh Gadjah Mada (1331): “Saya baru akan berhenti berpuasa
makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara,
jikalau gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, bali, Sunda, Palembang dan
Tumasik telah dikalahkan”
Dalam
tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan,
dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang
dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit.
Hubungan
baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, dan Kamboja.
Kerajaan Islam
Kesultanan
Ternate (1257–sekarang)
Kesultanan
Malaka (1400–1511)
Kesultanan
Demak (1475–1548)
Kesultanan
Aceh (1496–1903)
Kesultanan
Banten (1526–1813)
Kesultanan
Mataram (1500-an—1700-an)
Kolonialisme Bangsa Eropa
Portugis (1512–1850)
Vereenigde Oost-Indische
Compaigne
VOC (1602-1800)
Belanda (1800–1942)
Kemunculan
Indonesia
Kebangkitan
Nasional (1908 -1942)
Pendudukan
Jepang (1942–1945)
Revolusi
nasional (1945–1950)
Indonesia
Merdeka
Orde
Lama (1950–1959)
Demokrasi
Terpimpin (1959–1965)
Orde
Baru (1966–1998)
Era
Reformasi (1998–sekarang)
Kebangkitan NAsional
Kebangkitan
Asia pada abad XX menumbuhkan kesadaran akan kekuatan sendiri, seperti
Philipina dipeolopori oleh Joze Rizal (1839), kemenangan Jepang atas Rusia di
Tsunia (1905).
Budi
Utomo, 20 Mei 1908. Didirikan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Disusul Sarekat
Dagang Islam tahun 1909, Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang
didirikan oleh Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya.
Pendudukan Jepang
Janji
penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka hanyalah suatu kebohongan belaka,
sehingga tidak pernah menjadi kenyataan sampai akhir penjajahan Belanda tanggal
10 Maret 1940.
Penjajah
Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda "Jepang pemimpin Asia, Jepang
saudara tua bangsa Indonesia.
Jepang
memberikan janji kemerdekaan kelak dikemudian hari karena terdesak tentara
sekutu. Bangsa Indonesia diperbolehkan memperjuangkan kemerdekaannya dan untuk
mendapatkan simpati serta dukungan bangsa Indonesia.
Tanggal
29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang dibentuklah Badan
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyumbi Tioosaki. Diketuai (Kaicoo) oleh Dr. KRT. Rajiman
Widyodiningrat, yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada sidang BPUPKI
adalah membahas tentang dasar negara.
Sidang
I BPUPKI terdapat usulan-usulan sebagai berikut:
Mr.
M. Yamin (29
Mei 1945)
Mengusulkan
rumusan dasar negara sebagai berikut:
1.Peri
kebangsaan
2.Peri
kemanusian
3.Peri
Ketuhanan
4.Peri
kerakyatan (permusyawaratan, perwakilan, kebijaksanaan)
5.Kesejahteraan
rakyat (keadilan sosial)
Selain
usulan tersebut pada akhir pidatonya M. Yamin menyerahkan naskah sebagai
lampiran yaitu suatu rancangan usulan sementara berisi rumusan Undang Undang
Dasar RI
Prof.
Dr. Supomo (31
Mei 1945)
Dalam
pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:
(1)Teori negara perseorangan (individualis)
(2)Paham negara kelas (class theory)
(3)Paham negara integralistik
Selanjautnya
dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Soepomo mengusulkan
hal-hal mengenai: kesatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin,
musyawarah, keadilan rakyat.
Ir.
Soekarno (1
Juni 1945)
Dalam
pidatonya Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas:
1.Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2.Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3.Kesejahteraan sosial
4.Ketuhanan yang Maha Esa
Beliau
juga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter (22 Juni
1945) memuat butir-butir:
1.Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2.Kemanusiaan yang adil dan
beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
MasaOrde Baru
‘Orde
Baru’, yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD ’45 secara murni dan konsekuen. Munculnya
orde baru diawali dengan aksi-aksi dari seluruh masyarakat antara lain :
Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia(KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi guru Indonesia(KAGI), dan lainnya. Aksi
tersebut menuntut dengan tiga tuntutan atau yang dikenal dengan ‘Tritura’, adapun isi tritura tersebut sebagai
berikut :
1)Pembubaran
PKI dan ormas-ormasnya
2)Pembrsihan
kabinet dari unsur G 30 S PKI
3)Penurunan
harga
Karena
orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka Panglima tertinggi
memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral
Soeharto dalam bentuk suatu surat yang dikenal dengan ‘surat perintah 11 Maret
1966’(Super Semar). Tugas pemegang super semar yaitu untuk memulihkan keamanan
dengan jalan menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI. Orde Baru
berangsur-angsur melaksanakan programnya dalam upaya merealisasikan pembangunan
nasional sebagai perwujudan pelaksanaan Pancasila dan UUD’45 secara murni dan
konsekuen.
0 komentar:
Posting Komentar